Waena, Sabtu, 08 Februari 2020 diadakan seminar hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari mahasiswa/i STPK angkatan X. Para mahasiswa mengadakan KKN di wilayah Koya Paroki Gembala Baik Abepura. Syukurlah bahwa pastor paroki Abepura RD. James Kosay menerima para mahasiswa ini untuk melakukan KKN di wilayah pastoralnya. Para mahasiswa terbagi dalam empat kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah empat orang, yakni: Kelompok satu terdiri dari Albertina Gobay, Yuliana Oren Tukan, Yulinda Adii dan Esniwati Maria Saleleubaja; Kelompok dua: Bernardus, Yanus Alua, dkk; Kelompok ketiga: Alfret Amyol, Daniel Lopo, Siko Malo dan Yanuarius Crisantus Lewa; Kelompok keempat terdiri dari Aprilia Leisubun, Dominggas Air, Maria Ester Aga dan Ursula Parama. Setiap kelompok memilih salah satu temannya untuk menjadi koordinator agar segala rencana kegiatan dan urusannya dapat berjalan lancar.
Seminar KKNPara mahasiswa yang terbagi dalam empat kelompok ini menjalani KKN di empat titik sesuai jumlah kelompok yakni: Kelompok satu KKN di Koya Barat; Kelompok dua di Koya Koso; Kelompok tiga di Koya Tengah; dan Kelompok empat di Koya Timur. Para mahasiswa menjalani KKN selama 2 bulan lebih yaitu mulai tanggal 29 November 2019 s/d 02 Februari 2020. Masing-masing kelompok diberi waktu untuk memaparkan hasil KKN di hadapan para dosen, mahasiswa dan tamu undangan yang hadir. Mereka melaporkan hasil KKN mulai dari kelompok satu sampai dengan kelompok empat. Aspek-aspek penting yang dilaporkan oleh para mahasiswa KKN ini adalah berkaitan dengan pemetaan wilayah, hasil pendataan umat, keterlibatan mahasiswa dalam hidup menggereja di tempat KKN, tantangan yang dihadapi, solusi yang dilakukan dan kemudian sumbangan KKN bagi kurikulum yang berlaku di kampus, paroki setempat dan juga bagi umat tempat pelaksanaan KKN.
Setelah memaparkan laporan KKN moderator memberikan kesempatan bagi para peserta yang hadir untuk bertanya seputar hasil laporan setiap kelompok. Pertanyaan yang diajukan oleh para peserta lebih banyak berkisar antara situasi hidup umat setempat yang mayoritas petani, kenakalan remaja, dan kesadaran hidup menggereja yang cukup memprihatinkan. Para mahasiswa yang baru saja menyelesaikan KKN menyadari bahwa untuk mengatasi problem yang dihadapi umat wilayah Koya Barat, Timur, Tengah dan Koya Koso ini memerlukan waktu yang cukup banyak. Kita tidak bisa menangani persoalan umat yang sangat kompleks itu dalam kurung waktu dua bulan, ungkap beberapa mahasiswa KKN.
Dalam kesempatan ini juga para dosen yang menjadi penanggung jawab KKN turut memberikan sepatah kata atas laporan KKN mahasiswa. Pastor paroki RD. James Kosay yang diundang hadir pun diberi kesempatan untuk menyampaikan sambutan singkat. RD. James Kosay memberi apresiasi bagi para mahasiswa KKN. Kiranya laporan KKN itu menjadi bahan masukan dan tambahan informasi bagi keperluan administrasi paroki Gembala Baik Abepura. RD. James juga dalam kesempatan ini menantang mahasiswa KKN yang sedikit lagi akan menyelesaikan studinya ini untuk tetap menggunakan sebutan ibu guru dan pak guru sebagaimana yang disebutkan oleh umat wilayah Koya selama mahasiswa melakukan KKN. Umat di Koya tidak memanggil kalian mahasiswa tetapi menyebut kalian dengan sapaan ibu guru dan pak guru. Oleh karena itu saya menantang kamu, apakah setelah tamat dari kampus STPK ini kalian akan tetap menyandang identitas guru ataukah kamu akan lebih memilih untuk menjadi PNS, beber RD. James sambil memberikan motivasi. Kegiatan seminar hasil KKN ini akhiri dengan santap siang bersama. Maju terus mahasiswa STPK. Wa wa wa……………<P. Kelly Sondegau, Pr>